Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan (Ristek Dikti) mengundang perwakilan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsyiah untuk mengikuti Workshop Pembelajaran Berorientasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Workshop diselenggarakan selama tiga hari, mulai 23 s/d 25 Juli 2018 di Hotel Sheraton Tangerang.
Acara dibuka oleh Ka Seksi Kurikulum Pendidikan Akademik, Afriyudianto. Dalam sambutannya disampaikan bahwa acara ini dilaksanakan untuk menyamakan persepsi tentang KKNI dan SN Dikti. Ia juga berharap akhir dari acara ini dapat membantu lebih dari 4000 universitas di Indonesia untuk mengimplementasikan KKNI sesuai dengan SN Dikti.
“Acara ini diselenggarakan untuk membentuk penyamaan persepsi tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan SN Dikti. Selama tiga hari ini kita akan membahas tentang teknis penyusunan RPS pada level program studi. Di akhir workshop ini kami berharap lebih dari 4000 universitas di Indonesia dapat mengimplementasikan KKNI sesuai SN Dikti demi percepatan realisasi revolusi industry”, ujar Afriyudianto.
Untuk mencapai target, Belmawa-Dikti meningkatkan kualitas pembelajaran di lebih dari 4000 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, sekitar 50 perwakilan dari berbagai universitas di Indonesia diundang dalam workshop ini. Dua diantaranya adalah perwakilan LP3M Unsyiah yang telah berpengalaman dan kompeten dalam bidang pengembangan kurikulum program studi.
Perwakilan LP3M Unsyiah yang ditugaskan oleh pimpinan universitas yaitu Ketua LP3M, Prof. Dr. Adlim, M.Sc, dan Wakil Ketua Pusat Pengembangan Pendidikan LP3M, Dr. Iskandar Abdul Samad, MA.
Prof. Adlim menyampaikan bahwa paska dari workshop ini, ia akan mewujudkan implementasi KKNI dalam pembelajaran di kampus Unsyiah yang merupakan kampus jantong hatee rakyat Aceh.
“Saya ingin merealisasikan implementasi KKNI dalam pembelajaran yang nyata dari semangat paradigma education 4.0 yang penekanannya pada inovasi. Paradigma education ini terinspirasi dari revolusi industri 4.0, dimana sekarang ini, tenaga kerja semakin berkurang karena telah digantikan oleh teknologi. Contoh yang dapat kita lihat adalah inovasi software Grab”, ujar Prof Adlim.
Wakil Ketua PUDIK, Dr. Iskandar Abdul Samad, MA menyampaikan bahwa workshop ini menambah pengetahuan dalam hal inovasi pembelajaran di era revolusi industri 4.0.
“Banyak pengetahuan penting dan menarik yang saya dapatkan dari workshop ini diantaranya ide akan inovasi pembelajaran di era revolusi industri 4.0 yang dapat kita terapkan pada kurikulum setiap prodi di Unsyiah. Mau tidak mau kita mesti mampu menciptakan berbagai inovasi dalam era persaingan yang kian ketat”, ujar Dr. Iskandar.
Hadir pada acara workshop ini perwakilan dari 25 universitas di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua. Semua peserta workshop akan menjadi trainer di universitas masing-masing. Hadir juga para fasilitator dari UGM dan ITS. (boy)
Comments are closed